Ciri Pantun 4 Baris
Pada pantun 4 baris ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1. Satu bait terdiri dari 4 baris
2. Baris 1 dan 2 merupakan sampiran atau pembayang
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Satu baris terangkai dari 4 hingga 6 kata
5. Satu bait terdiri dari 8 hingga 12 suku kata
6. Bersajak a-a-a-a atau a-b-a-b
Contoh
Terbentang luas kebun lada
Petik ladanya ketika temaram
Jika iman terangi dada
Hati lapang, hidupnya tentram
Penjelasan
1. Bait pantun tersebut terdiri dari 4 baris.
2. Sampiran
Terbentang luas kebun ladaBaris pertama dan kedua tersebut adalah sampiran. Fungsinya untuk membentuk rima atau ada. Ciri khas dari sampiran pantun Melayu adalah keterkaitannya dengan alam sekitar. Pada umumnya sampiran tidak memiliki makna khusus. Namun pada pantun-pantun tertentu, sampiran mengandung makna tersembunyi yang berkaitan dengan isi.
Petik ladanya ketika temaram
3. Isi
Jika iman terangi dadaBaris ke-3 dan ke-4 merupakan isi atau pesan yang ingin disampaikan. Pada pantun di atas, isi atau pesannya adalah bahwa apabila dada kita terisi dengan iman kepada Allah, sebagai dampaknya hati kitapun dengan sendirinya terasa lapang. Selain itu iman yang ada di dalam dada akan membuat sebuah kehidupan yang menentramkan.
Hati lapang, hidupnya tentram
Dengan begitu, secara tersirat pantun tersebut menjelaskan bahwasannya apabila iman kita tipis, maka hati kita terasa sempit. Hidup-pun hanya berisikan kesulitan demi kesulitan.
4. Jumlah Kata
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, dalam satu baris terdiri dari 4 hingga 6 kata.
Terbentang luas kebun ladaSetiap baris pada pantun di atas terdiri dari 4 kata. Kita juga bisa menemukan pantun-pantun yang satu barisnya terdiri lebih dari 4 kata. Namun pada umumnya satu baris memang hanya terdiri dari 4 kata.
Petik ladanya ketika temaram
5. Jumlah Suku Kata
Perhatikan pantun di bawah ini.
Tak ada guna membuat petiMari kita hitung suku kata dari setiap baris pantun di atas.
Kalau tidak diisi beras
Untuk apa disebut lelaki
Kalau malas bekerja keras
tak-a-da-gu-na-mem-bu-at-pe-ti_____> 10 suku kataRentang batas suku kata dalam satu baris sebaiknya dari 8 hingga 12 suku kata. Pantun di atas memiliki suku kata dalam rentang tersebut. Bagaimana kalau suku katanya kurang atau lebih dari jumlah tersebut? Akibatnya akan merusak rima atau nada dari pantun tersebut.
ka-lau-ti-dak-di-i-si-be-ras _________> 9 suku kata
un-tuk-a-pa-di-se-but-le-la-ki _______> 10 suku kata
ka-lau-ma-las-be-ker-ja-ke-ras______> 9 suku kata
6. Sajak atau Pola Pantun
Pantun terdiri dari dua jenis pola, yakni berpola a-a-a-a atau a-b-a-b.
Contoh Pantun Berpola a-a-a-a
Gunung apa di Siantar
Gunung api yang berpijar
Apa tanda murid yang pintar
Murid pintar rajin belajar
Mengapa pantun di atas dikatakan berpola a-a-a-a? Karena suku kata akhirnya sama, yakni bunyi -ar: Siantar, Berpijar, pintar, dan belajar.
Contoh Pantun Berpola a-b-a-b
Kereta raja sedang ditarik
Raja duduk sambil berpantun
Apa tanda orang yang baik
Orang baik sifatnya santun
Pantun di atas disebut berpola a-b-a-b. Mengapa? Karena akhiran baris pertama (a) sama dengan akhiran baris ke-3 (a). Bunyi akhir dari baris ke-2 (b), sama dengan bunyi akhir baris ke-4.
Baris pertama ___> ditarik___ (pola a)
Baris kedua ____> berpantun____(pola b)
Baris ketiga_____> baik______ (pola a)
baris keempat___> santun _____ (pola b)
Related: Pantun Cinta Bersajak A-B-A-B
Ciri Pantun 2 Baris (Pantun Kilat atau Karmina)
1. Baris : Satu bait terdiri dari dua baris
2. Jumlah kata : Satu baris terdiri dari 4 hingga 6 kata
3. Jumlah suku kata: Satu baris terdiri dari 8 hingga 12 suku kata
4. Pola Sajak: Polanya a-a
5. Sampiran: Baris pertama adalah sampiran
6. Isi: Baris kedua adalah isi.
Contoh
Berikut beberapa contoh pantun karmina. Bisa baca selengkapnya pantun karmina di pantunseribu.
gelatik di pohon jati
cantik itu yang baik hati
gelatik mematuk polong
cantik itu suka menolong
Sumber : https://pantunseribu.blogspot.co.id/p/daftar-isi.html
No comments:
Post a Comment